Andria Catri Tamsin Sukses membawa UNP menjadi Juara Harapan 1 Baca Puisi di ajang Peksiminas 2022



Andria Catri Tamsin Sukses membawa UNP menjadi Juara Harapan 1 Baca Puisi di ajang Peksiminas 2022


Penulis :

Angela Christanti Yoseva Silalahi (A1A020070) dan Qalbita Fatra (A1A020075)




    Bengkulu – melalui Zoom Meet, Andria Catri Tamsin, selaku pelatih baca puisi putri Universitas Padang mengungkapkan banyak hal yang membuat Meilani Anggraini, mahasiswi UNP yang dilatihnya berhasil menduduki juara harapan 1 pada ajang Pekan Seni Mahasiswa Nasional (PEKSIMINAS) 2022 yang diadakan di Universitas Brawijaya, Malang.

    Andria Catri Tamsin atau kerap disapa sebagai Pak I sudah sangat lama menggeluti karirnya menjadi seorang pelatih baca puisi di UNP. “Kalau di UNP itu saya kan diangkat tahun 90 ya, udah berapa tahun tuh. 32 tahun ya. Itu saya udah melatih mahasiswa untuk baca puisi. Kita punya kegiatan minat bakat mahasiswa yaitu mahasiswa ada yang memilih menulis puisi dan baca puisi. Jadi untuk bagian itu saya yang membina” ujar Pak I. Pak I juga sudah lama terlibat sebagai pelatih baca puisi mahasiswa UNP di acara PEKSIMINAS. “Hampir setiap PEKSIMINAS saya ikut. Saya ikut PEKSINA, PEKSIMINAS Jakarta, Bandung, Pontianak, Lombok, Kendari, Jogja, banyak. Kemarin terakhir di Makasar juga. Lalu kemarin di Malang ya” ucap Pak I. Menurut Pak I diantara event tersebut yang paling berkesan pada saat di jakarta, karena UNP berhasil memenangkan juara pertama. Namun setelahnya, tidak berhasil mempertahankan prestasi tersebut dikarenakan menurut Pak I persaingan sudah semakin ketat.

    Pada ajang ini, Pak I hanya melatih tim putri baca puisi UNP. “Dari UNP utusannya putri. Masing-masing perguruan tinggi peserta yang menangnya itu dicarikan pelatihnya dari PT yang bersangkutan. Kalau tim laki-laki utusan dari ISI, Padang Panjang, jadi pelatihnya dari ISI juga.” Di sini Pak I juga memberitahu hal apa yang beliau berikan pada mahasiswa yang dilatihnya hingga meraih peringkat harapan 1 pada ajang ini. “Pertama kita lihat dulu kemampuannya, audisi dulu kita pada beberapa mahasiswa yang baik pada baca puisi itu. Itu saya sudah tahu karena saya ambil dari kelompok-kelompok yang saya bina dari kelompok minat bakat tadi ya. Kemudian kita lihat, kita adakan seleksi. Seleksi itu kita undang juga orang lain untuk menilai.” Ungkap Pak I. “Tapi walaupun nanti orang lain itu tidak menentukan siapa yang akan kita kirim dan yang menentukan itu saya. Setelah kita menemukan orangnya, kita suruh dia memahami semua puisi yang ada, yang ditentukan oleh panitia.” Sambungnya. Hal pertama yang Pak I berikan kepada mahasiswa yang dilatihnya yaitu menentukan puisi yang menarik bagi mahasiswanya dengan cara membaca semua puisi yang ada. Kemudian Pak I memberikan bentuk keakraban mahasiswanya terhadap puisi dan penyair puisi yang dipilih. “Saya suruh baca semua informasi tentang penyair, baik proses membuatnya atau semua karya-karya penyairnya. Agar dia akrab dengan penyair itu. Nah itu awalnya. Setelah dia akrab dengan puisi dan penyairnya itu  dan dia sudah tahu bagaimana arah puisi itu. Kemudian kita diskusikan dan mulai latihan.” Ungkap Pak I.  

    Pada pembacaan puisi oleh Meilani Anggraini yang dinobatkan sebagai peringkat harapan 1 Peksiminas 2022, ada strategi khusus yang berikan oleh sang pelatih. “Tentu yang pertama dan mendasar sekali kita harus selalu latihan vocal, latihan pernapasan, latihan olah sukma. Ujar Pak I. Dibalik kesuksesan ini, menurut sang pelatih pembacaan puisi yang dilakukan oleh Meilani tersebut sudah maksimal “Kekurangannya tidak ada, karena orang lebih baik saja dari pandangan juri, karena peserta sudah maksimal. Dan ini sifatnya subjektif, berdasarkan perasaan juri, saya rasa mungkin karena peserta yang lain lebih mempersiapkan diri lebih baik. Tetapi dari segi vokal, kemampuan berkomunikasi dengan audience saya kira dia sudah bagus.” Tukas Pak I.

    Meskipun pada Peksiminas 2022 ini, mahasiswa yang dibimbingnya hanya mampu meraih peringkat harapan 1, namun Pak I mengaku belum puas atas hasil yang diraih. “Belum puas. Karena kemaren itu persiapannya cuma sebentar saja. Saya ditunjuk untuk melatihnya itu saat dua minggu ketika mau berangkat.” ujarnya. Namun, ada hal menarik dan yang menjadi keunikan dari Meilani yang dilihat oleh Pak I sebagai pelatih dan tidak ada pada peserta lain “Saya melihat keunikannya, karena ada strategi khusus yang saya sampaikan tadi. Saya tidak melihat itu ada pada pembaca yang lain.” Ungkap Pak I. Kemudian, pada pembacaan puisi yang berjudul “Ke Pelabuhan” karya Toeti Heraty, Pak I menekankan untuk memasukkan keinginan dan harapan penyair. “Kemaren puisinya tentang pelabuhan, maka dia harus masukkan suasana bagaimana keinginan penyair, bagaimana harapan penyair itu. Jadi, ketika dia membaca puisi itu, dia harus diam dulu. Diatur pernapasannya dulu, kemudian dia panggil suasananya, dia konsentrasi dan sampai merinding” papar Pak I.

“Jadi saya katakan kepada pembaca, kalau belum merinding jangan baca dulu. Tidak perlu anda cepat-cepat. Nah, ketika sudah merinding, baru baca. Itu artinya puisi sudah masuk ke dalam diri kita. Itu tinggal kita aja lagi bagaimana. Nanti akan terasa bahwa ketika kita membaca itu enak apa enggaknya itu, pembaca sudah tahu sendiri.” Pak I menambahkan.

    Pak I mengungkapkan bahwa keunikan dari Meilani, mahasiswa yang ia latih itu sendiri, sangat kuat dengan sugesti “Meilani yang saya latih itu sangat kuat dengan sugesti. Kita usahakan orang yang lalu-lalang, orang yang melihat hp, orang yang ngomong-ngomong ga jelas, akan terhenti, akan focus melihat kita ke pentas. Itu yang namanya sugesti. Untuk menciptakan sugesti itu, ya itu tadi, mainkan pernapasan, panggil suasana hati tentang puisi itu sampai merinding” Ungkap pak I.

    Pada pencapaian yang telah diraih pada lomba pembacaan puisi di Peksiminas 2022 ini, tentunya menjadi motivasi bagi semua mahasiswa dan tentunya harus diapresiasi oleh seluruh pihak. Agar kedepannya prestasi-prestasi seperti ini dapat ditingkatkan lagi dan menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain. Dan harapan kedepannya dapat melahirkan pembaca-pembaca puisi yang lebih hebat lagi dari sebelumnya.

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pertama Kali Ikut Lomba Fotografi Hitam Putih, Muhammad Riski Arifan Langsung Raih Juara Tingkat Nasional